Untukmu yang Terpisah Dariku dan Hidup Berbeda Kota. Bersabarlah, Jarak Ini Hanya Sementara
 
 “Kita bakal baik-baik aja ‘kan? Kamu nggak akan  lupa kasih aku kabar, ‘kan?”  “Hai, Sayang. Kamu tadi makan apa? Tugas kampus udah beres? Mau video call  sekarang nggak?”  “Aku capek, pengen cerita. Coba ada kamu di sini…”  “Sayang.”  “Apa?”  “Kangen.”   Terpisah  berkilo-kilometer jauhnya karena harus hidup berbeda  kota, rutinitas  yang kita miliki 180 derajat berlainan  dari pasangan-pasangan lainnya.  Untuk  kita,  tak ada kemewahan dalam wujud  makan bersama setiap malam,  atau  jalan-jalan menjelajahi tempat baru di  akhir pekan. Tak ada pula  kalimat sesederhana “Ke bioskop yuk?”, “Besok sibuk, nggak?” atau “Aku  demam, nggak bisa keluar kamar. Boleh titip beliin makan siang?”  Jadwal  pertemuan kita hanya  sekali  dalam beberapa bulan — itupun harus  didahului rencana yang matang. Tak boleh ada  jam temu yang sia-sia  karena kesempatan kita bertatap muka  tak berlangsung selamanya. Aku  jadi  terbiasa belajar mendisiplinkan diri. Ah, tak pernah ada hubungan  yang membuatku se...